Kamis, 17 Desember 2015

Cinta

قال رسول الله ص. م.
احبب حبيبك هونا ما عسي ان يكو ن بغيضك يوما ما وابغض بغيضك هونا ما عسي ان يكو ن حبيبك يوما ما
(رواه الترمذي)
Artinya :
Rosullah Saw, bersabda, Cintailah kekasihmu sewajarnya saja karena bias saja suatu saat nati ia akan menjadi orang yang kamu benci. Bencilah sewajarnya karena bias saja suatu saat nanti ia akan menjadi kekasihmu. (HR. Al-Tirmidzi).
قال رسول الله ص. م.
ان المتحابين لتري غرفهم في الجنة كالكوكب الطالع الشرقي اوالغربي فيقال من هؤلاء فيقال هؤلاء المتحابون في الله عزوجل (رواه أحمد)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar-kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang yang muncul dari timur atau bintang barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya, “siapa mereka itu?, “mereka itu adalah orang-orang yang mencintai karena Allah ‘Azzawajalla. (HR. Ahmad).
قال رسول الله ص. م.
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد اذا الشتكي منه عضو تداعي له سائر الجسد باالسهر والحمي (رواه مسلم)
Artinya:
Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal rasa saling mencintai, saling mengasihi, saling berkasih sayang adalah seperti satu tubuh yang ketika satu anggota tubuh itu ada yang mengeluh, maka seluruh tubuh meraa mengaduh dengan terus jaga tidak bias tidur dan merasa panas. (HR. Muslim).
قال رسول الله ص. م.
والذي نفسي بيده لاتدخلون الجنة حتي تومنوا ولاتومنوا حتي تحابوااولاادلكم علي شيء اذا فعلتموه تحاببتم افشواالسلام بينكم (رواه مسلم)
Artinya:
Demi Dzat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman. Kalian tidak akan beriman sebelum kalian saling mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian mengenai sesuatu yang ketika kalian melakukannya, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian!. (HR. Muslim).
عن رسول الله ص. م. انه كان يقول في دعائه اللهم ارزقني حبك وحب من ينفعني حبه عندك اللهم مارزقتني ممااحب فاجعله قوة لي فيماتحب اللهم ومازويت عني مما احب فاجعله فراغا لي فيما تحب (رواه الترمذي)
Artinya:
Dari Rasulullah Saw. yang bersabda dalam satu doanya, “ya Allah, berilah aku rezeki cinta Mu dan cinta oran yang bermanfaat buat ku cintanya di sisiMu. Ya Allah segala yang Engkau rezekikan untukku diantara yang aku cintai, jadikanlah itu sebagai kekuatanku untuk mendapatkan yang Engkau cintai. Ya Allah, apa yang Engkau singkirkan diantara sesuatu yang aku cintai, jadikan itu kebebasan untuku dalam segala hal yang Engkau cintai. (H R. Al-Tirmidi)
Disunnahkan orang yang mencintai saudaranya karena Allah untuk mengabari & memberitahukan cintanya kepadanya. Hal ini berdasarkan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Ia berkata hadist ini hasan dari Miqdad bin Ma’di dari Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Jika seseorang mencintai saudaranya karena Allah, maka kabarkanlah bahwa ia mencintainya.”
Hadist riwayat Abu Dawud dengan sanad yang shahih dari Anas bin Malik:
Ada seorang laki-laki berada di dekat Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam, kemudian kepadanya lewat seorang yang lain. Laki-laki yang di dekat Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam! Sungguh aku mencintainya.” Maka Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apakah engkau sudah memberitahukannya?” Ia menjawab, “Belum” Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Beritahukanlah kepadanya!” Kemudian ia mengikutinya dan berkata, “Sungguh aku mencintaimu karena Allah.” Laki-laki itu pun berkata: “Semoga engkau dicintai Allah, yang karena-Nya engkau mencintaiku.”
Hadist riwayat Al-Bazaar dengan sanad hasan dari Abdullah bin Amr, ia berkata: Rasulullaah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang mencintai seseorang karena Allah, kemudian seseorang yang dicintainya itu berkata, “Aku juga mencintaimu karena Allah.” Maka keduanya akan masuk surga. Orang yang lebih besar cintanya akan lebih tinggi derajatnya daripada yang lainnya. Ia akan digabungkan dengan orang-orang yang mencintai karena Allah.”
Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai’an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai’an fa huwa `abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga :
  • lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain,
  • lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain
  • lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri
Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Allah SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Allah Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I`tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain.
Dalam Al-Qur’an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya:
  1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
  2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur’an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
  3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
  4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.
  5. Cinta ra’fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma – norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).
  6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
  7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi
  8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Begitu banyak peluang yang Allah berikan, yang Rasulullah tunjukkan, untuk menjadi mulia dengan cinta. Bukan menjadi mulia dengan cinta. Bukan menjadi terhina dan terpuruk, karenanya. Semoga hadist-hadist cinta, yang barangkali sudah sering kita baca, bisa mengantar kita untuk sedikit demi sedikit memahami cinta yag menyelamatkan. Cinta yag menerbangkan kita ke surga-Nya, Insya Allah.
  • Cinta yang menggugurkan dosa
“Sesungguhnya seorang muslim apabila bertamu ke tempat saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannya (berjabat tangan) gugurlah dosa2 keduanya sebagaimana gugurnya daun dan pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut” . “La tahzan for Broken Hearted_ Asma Nadia”
  • Cinta yang berbalas cinta
“Allah SWT. berfirman, ” Pasti akan mendapat cintaKu orang-orang yang cinta-mencintai karena Aku, saling kunjung-mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku.” (Hadits Qudsi)”. “La tahzan for Broken Hearted_ Asma Nadia”
Diriwayatkan oleh Hakim, Khatib, Ibnu Asakir, Dailami dan lainny; Rasulullah bersabda;
“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.” Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari godaan syetan yang terkutuk. Tentunya orang yang menjaga cintanya yang suci hingga ia meninggal dunia.
Rasullulah SAW. Berpesan;
“cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai (H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Betapa sering aku mendengar dan membaca dua hadist ini. Tapi, kenyataannya betapa susah sekaligus berat untuk melaksanakannya. Dua hadist yang senantiasa berbicara tentang kesucian, kefitraan dan keagungan jiwa manusia dalam hal membangun relasi dengan sesama manusia dimuka bumi ini, lebih khusus lagi bagi kaum muda seperti aku ini.
Dalam setia perjumpaan dengan siapapun, terkadang aku begitu cepat terpesona dengan orang yang baru aku jumpai itu…(jatuh cinta pada pandangan pertama kalie ye… ^_^) Dan saat aku tahu, bahwa dia itu tidak begitu mempesona seperti yang aku bayangkan, jadinya aku agak kecewa dikit… ^_^ Sehingga saat ini, setiap aku mengalami perjumpaan, aku langsung teringat dengan sabda Rasullullah di awal catatan ini, walaupun aku masih pada taraf belajar untuk mengamalkan sepenuh jiwa dan  kesadaranku… Bahwa apa yang di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah kebenaran sejati untuk keselamatanku di dunia yang fanah ini dan di akhirat yang abadi dan kekal kelak…
Dalam hidupku, sudah terhitung berapa kali aku jatuh cinta. (semuannya tak terbalas, beberapa tersimpan masih di dalam hati yang lain MENOLAK aku dengan berbagai, alasan… ^_^ tapi belum ada yang mau MENERIMA aku apa adanya, katanya!) Setiap kali aku mencoba menjalani hubungan,selalu gagal. Faktornya tentu saja banyak hal yang melatarbelakanginnya. Kalau pun berhasil membangun hubungan, sampai mau melangsungkan pernikahan segala. Allah SWT juga berkehendak lain. Allah belum men-takdir-kan aku untuk bersatu dengan dia (dia yang bukan jodohku).
Saat ini, (lebih kurang satu tahun ini) kalau menyangkut urusan asmara, perasaan cinta dan benci, aku akan langsung teringat dengan hadist-hadist di awal catatan sederhana ini…
Aku Mau Belajar dan Harus Bisa Untuk Mengamalkan Hadist-hadist NABI MUHAMMAD SAW., di atas… Karena itu adala Jalan Kebenaran Menuju Cinta Sejati Atas Dasar Keridhoan Sang Ilahi. Allah SWT.
Catatan Tambahan:
Aku juga sering mendengar hadits-hadits dari kekasih Allah SWT berikut ini, “Sesungguhnya Allah berfirman di hari kiamat, “Di mana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku di saat tak ada naungan lain kecuali naungan-Ku”. (HR Muslim). Pada kesempatan lain, Rasulullah SAW mengatakan, “Barangsiapa yang ingin mencicipi manisnya keimanan, hendaklah ia mencintai seseorang, yang tidak ia cintai kecuali karena Allah”. (HR Ahmad). Dan dalam haditsnya yang lain beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba Allah mencintai hamba Allah karena Allah, kecuali dia akan dimuliakan oleh Allah”.
Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah yang mendapat naungan-Nya di hari itu…
Ada tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu Allah & Rasul-Nya lebih dia cintai dibanding yang lain ; dia tidak menyukai seseorang kecuali karena Allah; dia tidak ingin terjerumus ke dalam kekafiran sebagaimana ia tidak ingin di lempar ke dalam kobaran api” (HR Bukhori dan Muslim)
أحبك حبين حب الـهوى # وحب لأنك أهل لذاكا
وأما الذي هو حب الهوى # فشغلي بذكرك عمن سواكـا
وأما الذي أنت أهل له # فكشفك لي الحجب حتى أراكا
فلا الحمد في ذا أو ذاك لي # ولكن لك الحمـد في ذا وذاكـا
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta yang timbul dari kerinduan hatiku dan cinta dari anugrah-Mu
Adapun cinta dari kerinduanku
Menenggelamkan hati berzikir pada-Mu daripada selain Kamu
Adapun cinta yang dari anugrah-Mu
Adalah anugrah-Mu membukakan tabir sehingga aku melihat wajah-Mu
Tidak ada puji untuk ini dan untuk itu bagiku
Akan tetapi dari-Mu segala puji baik untuk ini dan untuk itu”.
إلهى لو كنت أعبدك خوفا من نارك فأحرقني بنار جهنم
وإذا كنت أعبدك طمعا في جنتك فأحرمنيها
وإما كنت أعبدك من أجل محبتك فلآ تحرمني من مشاهدة وجهك
“Wahai, Tuhan! Apabika aku beribadah kepada-Mu hanya karena takut kepada neraka-Mu maka bakarlah aku di neraka-Mu. Dan apabila aku beribadah kepada-Mu hanya menginginkan surga-Mu maka keluarkanlah aku dari surga-Mu. Tetapi, jika aku beribadah kepada-Mu hanya untuk-Mu semata, berikanlah kepadaku keindahan-Mu yang abadi “.
Menurut ulama salaf, sebagaimana yang dikutip oleh al-Qusyayri, kecintaan seseorang kepada Allah itu suatu kondisi yang dirasakan hatinya, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Sedang menurut al-Qurasyi, hakikat cinta itu jika kamu memberi, maka kamu memberikan semua yang kamu miliki kepada orang yang kamu cintai, tanpa tersisa sedikit pun. Bagi al-Muhasibi cinta itu sebagai rasa kecenderunganmu kepada sesuatu secara keseluruhan, kemudian kamu lebih mementingkan cinta itu daripada dirimu, jiwamu atau hartamu, kemudian kesetiaanmu padanya, baik ketika berada di tempat sunyi atau di tempat terbuka, kemudian dia memberitahukan kepadamu tentang keteledoran cintamu.
Menurut Asmaran AS dalam Pengantar Studi Tasawuf:
Sesungguhnya mahabbah itu bersumber dari iman. Karena itu, dari imanlah orang dapat mencintai Allah sebagai cinta tingkat pertama, kemudian baru cintanya kepada sesuatu yang lain. Dengan demikian, berarti orang yang mencintai Allah, tidak akan mengorbankan hukum Allah karena kepentingan pribadinya. Dan sebagai konsekuensi dari cintanya kepada Allah, ia juga mencintai rasul-Nya, dan juga harus mencintai seluruh makhluk-Nya.
Dia, yang mengutip Abu Nashr al-Tusi, dalam Al-Luma` melanjutkan dengan membagi al-mahabbah menjadi 3 (tiga) tingkatan
1. Cinta orang banyak (biasa, pen.), yakni mereka yang sudah kenal pada Tuhan dengan zikr, suka menyebut nama-nama Allah dan memperoleh kesenangan dalam berdialog dengan Tuhan. Senantiasa memuji Tuhan.
2. Cinta para mutahaqqiqin, yaitu mereka yang sudah kenal pada Tuhan, pada kebesaranNya, pada kekuasaanNya, pada ilmuNya dan lain sebagainya. Cinta yang dapat menghilangkan tabir yang memisahkan diri seseorang dengan Tuhan. Dengan demikian ia dapat melihat rahasia-rahasia yang ada pada Tuhan. Ia mengadakan dialog dengan Tuhan dan memperoleh kesenangan dari dialog itu. Cinta yang kedua ini membuat orangnya sanggup menghilangkan kehendak dan sifat-sifatnya sendiri, sedangkan hatinya penuh dengan perasaan cinta pada Tuhan dan selalu rindu pada-Nya.
3. Cinta para siddiqin dan ’arifin, yaitu mereka yang kenal betul pada Tuhan. Yang dilihat dan dirasa bukan lagi cinta, tetapi diri yang dicintai. Akhirnya sifat-sifat yang dicintai masuk ke dalam diri yang mencintai .
Definisi cinta dari uraian di atas adalah menurut para ulama’ salaf. Dan cinta yang dimaksud di atas adalah cinta kepada Allah. Terus apa sich makna cinta menurut yang lain ?
  1. Menurut kamus besar bahasa Indonesia Cinta berarti senang sekali, sayang sekali, suka sekali.
  2. Menurut teman saya yang bijak cinta itu memberi apa yang sudah menjadi hak orang yang kita cinta, dan meminta dari orang yang kita cinta apa yang sudah menjadi hak kita.
  3. Menurut Kahlil Gibran cinta tidak punya makna selain mewujudkan maknanya sendiri. Cinta tidak memberikan apa-apa pada manusia, kecuali keseluruhan dirinya, dan cintapun tidak mengambil apa-apa dari manusia, kecuali dari dirinya sendiri.
Nah sekarang menurut pendapat saya cinta itu adalah fitrah manusia yang diberikan oleh Allah, perasaan ingin menyayangi, ingin melindungi, ingin memberi, pokoknya ingin memberikan yang baik-baik kepada sesuatu yang kita cinta. Jadi Insya Allah semua manusia dan makhluk yang ada di bumi ini punya cinta. Jadi kalau kita ada yang bilang hewan tidak punya cinta mungkin karena kita tigak tahu bahasa hewan, tidak bisa berinteraksi dengan hewa. Maka beruntunglah manusia yang memiliki rasa cinta yang besar.
Mungkin dari pembaca ada yang mau menambahkan makna cinta menurut pembaca. Silahkan…
Sedang menurut al-Qurasyi, hakikat cinta itu jika kamu memberi, maka kamu memberikan semua yang kamu miliki kepada orang yang kamu cintai, 
Hakikat Cinta K.H. Abdullah Gymnastiar Cinta adalah bagian dari fitrah orang yg kehilangan cinta dia tak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yg diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dgn tepat.
Hikam:”Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yg diinginkan yaitu wanita anak-anak harta yg banyak dari jenis emas perak kuda pilihan binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yg baik.” {Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14} “Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli.” Cinta memang sudah ada didalam diri kita diantara terhadap lawan jenis. Tapi kalau tak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita. Cinta yg paling tinggi adalah cinta krn Allah ciri adl orang yg tak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yg menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yg lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yg semakin bergelora hawa nafsu makin berkurang rasa malu. Dan inilah yg paling berbahaya dari cinta yg tak terkendali.
Islam tak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yg menjaga martabat kehormatan baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati krn seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yg sejati adl cinta yg setelah akad nikah selebih adalah cobaan dan fitnah saja.
Cara utk bisa mengendalikan rasa cinta adl jaga pandangan jangan berkhalwat berdua-duaan jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan. Bagi orang tua yg membolehkan anak berpacaranharus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dgn memperbanyak sholawat dzikir istighfar dan sholat sehingga kita tak diperdaya oleh nafsu karena nafsu yg akan memperdayakan kita. Seperti cinta padahal nafsu belaka.
sumber : file chm bundel Tausyiah Manajemen Qolbu Aa Gym
. “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan golongan nabi dan syuhada, namun para nabi dan syuhada menginginkan keadaan seperti mereka, karena kedudukannya di sisi Allah. Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah tolong beritahu kami siapa mereka?” Rasulullah SAW menjawab : “mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak adak hubunga harta benda yang terdapat pada mereka. Maka demi Allah wajah-wajah mereka sungguh bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut dan mereka tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita”. (HR. Abu Daud)
2. “Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya yang muslim, lalu ia memegang tangannnya (berjabatan tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut”. (HR. Tabrani)
3. “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman: “Dimanakah orang yang cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dihari yang tiada naungan melainkan naungan-Ku”. (HR. Muslim)
4. “Allah SWT berfirman: “Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta- mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku”. (Hadits Qudsi)
5. “Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: “Kau mau kemana?” Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. “Lalu malaikat bertanya: “Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?” Ia menjawab: “Tidak ada,  melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT”. Malaikat berkata: “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya”. (HR. Muslim)
6. “Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang kepada Allah dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukharim Muslim)
Referensi :
1. Riyadhu Asholihin, Imam Nawawi
2. Shiroh Nabawiyah, Syaikh Syaffiyyur Rahman Al Mubarakfury
3. Manajemen Cinta, Abdullah Nashih Ulwan
4. Materi Tutoring, FK UPN “Veteran” Jakarta
5. Materi Tutoring Agama Islam, SMUN 1 Bogor
6. Materi Khutbah Jum’at, Khairu Ummah
7. Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu, Ibnu Qoyyim al Jauziyah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si polan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi
Cinta Rasul
Ada salah satu nasehat yang saya dengar di pengajian tadi malam yang sangat menarik perhatian saya. Pertama, karena termasuk jajaran hadist ‘baru’ buat saya. Dan kedua, waktu disampaikan, penyampainya tidak memberikan keterangan yang lebih detail (mungkin dilupakan mengingat waktu yang sudah hampir habis). Jadilah membuat penasaran untuk mengkaji lebih jauh.
Hadist tersebut diriwayatkan dari Abu An-Nashr dan Dailami. Suatu riwayat yang asing buat saya. Thus, saya juga tidak punya referensinya, sehingga semakin menambah penasaran saya. Arti hadist tersebut kurang lebih begini, “Ajarilah anak-anak kalian atas tiga perkara, (1) cinta Nabi kalian, (2) cinta kepada keluarganya Nabi, dan (3) membaca alquran, maka sesungguhnya pembawa Alquran itu di dalam naungannya Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya beserta para Nabi dan keluarga Nabi.”
Berkaca pada tema nasehat tsb yaitu menekankan masalah pembinaan usia dini, rasanya banyak yang harus kita lakukan. Menurut hadist di atas kelihatannya banyak orang tua yang belum mengajarkan masalah cinta kepada Nabi, apalagi keluarganya. Dan bagaimana bentuk cinta itu, kadang masih absurd buat kebanyakan kita. Kenapa saya katakan demikian? Nyatanya pada penyampaian dalil tersebut, penyampai (di tempat saya) tidak merinci dengan jelas bentuk dan cara mencintai Nabi dan keluarganya. Dan secara kontekstual hadist ini memang lebih menyorot pada poin ke 3 yaitu menguasai Alquran dan fadhilahnya. Oleh karena itu, perlu rasanya kita gali informasi bagaimana cara mencintai Nabi dan keluarganya, untuk kemudian kita bisa mengajarkannya.
Salah satu dalil yang sering saya dengar, awal-awal belajar mengaji dulu adalah begini,” Man ahya sunnatii faqod ahabbanii, waman ahabbani kaana ma’ii fil jannah – Barangsiapa yang menghidup-hidupkan sunnahku, sungguh dia cinta kepadaku. Dan barangsiapa yang mencintai aku maka dia akan bersamaku di surga.” (sayang saya belum menemukan referensinya). Bersandar pada dalil ini (jika tidak dhoif), setidaknya menjadi sedikit jelas bagaimana kita mencintai Nabi dan keluarganya. Masalahnya kita tidak lagi hidup sejaman dengan Nabi SAW. Mudah – mudahan dalil ini bisa menjadi acuan buat kita. Jadi konteks mencintai Nabi adalah dengan mengamalkan sunnah-sunnahnya. Terlebih di saat manusia yang lain meninggalkannya. Mulai dari apa yang dikerjakan Nabi, apa yang disetujui Nabi dan apa yang menjadi cita-cita (iqror) Nabi SAW. Inilah esensi cinta itu. Tapi bagaimana memulainya?
Pertama, di kita ada idiom tak kenal maka tak sayang. Jadi kenalkanlah kepada anak-anak kita nama Nabi kita SAW beserta gelarnya. Juga nama istri-istrinya, anak-anaknya dan cucu-cucunya. Saya berani bertaruh, banyak diantara kita yang belum kenal gelar Nabi SAW, apalagi nama kesembilan istrinya. Pun kelima anaknya dengan Khadijah. Jadi proses pengenalan ini saya anggap penting juga dalam rangka mencintai Nabi SAW dan keluarganya. Bisa lewat cerita – tutur tinular, dongeng pengantar tidur, tarikh islam atau cara lain yang inovatif. Dengan tahu nama, dengan kenal nama, diharapkan mampu menumbuhkan sikap ta’dhim terhadap Nabi SAW dan keluarganya. Irene Handono, mantan biarawati yang membelot jadi islam, sering menceramahkan, ”Banyak diantara kita umat islam yang kenal superman, batman, rambo, dora emon, dll, tapi jarang yang mengidolakan bahkan tak kenal siapa itu Hasan, Husen, Fathimah Az-Zahra, Khadijah, Ali dan sederet nama lain yang termasuk keluarga Nabi. Ironis, sungguh ironis.
Nabi mempunyai nama Ahmad atau Muhammad dengan 5 julukan baginya, selain Al-Amin yang beliau sandang sebelum menjadi Nabi.
Dari Mut’im r.a. katanya :
Rasulullah Saw bersabda : ‘Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama: Aku Muhammad (yang amat dipuji), *Aku Ahmad (yang banyak memuji)*, Aku yang penghapus karena aku Allah menghapuskan kekafiran, Aku pengumpul yang dikumpulkan manusia dibawah kekuasaanku dan aku pengiring yang *TIADA KEMUDIANKU SEORANG NABIPUN*.(HR. Muslim)
Dari Abu Musa Al Asy’ari r.a. katanya :
‘Pernah Rasulullah Saw menerangkan nama diri beliau kepada kami dengan menyebut beberapa nama: Aku Muhammad, *Aku Ahmad*, Aku pengiring dan pengumpul, Nabi (yang menyuruh) tobat dan Nabi (yang membawa) rahmat.’ (HR. Muslim)
Adapun istri-istrinya, yang pertama Adalah Khadijah binti Khuwailid. Selanjutnya sepeninggal Khadijah, Nabi memiliki 9 istri dan 2 budak sebagai berikut:
Saudah binti Zum’ah
Aisyah binti Abu Bakar
Hafsah binti Umar Al-Khattab
Zainab binti Jahsyin
Zainab binti Khuzaimah
Ummu Salamah (Hindun binti Abi Umaiyah)
Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufian)
Maimunah binti Al-Harith
Shofiah binti Huyayyin
Juwairiyah
Mariyah Al-Qibtiyah
Adapun anak-anak Nabi (kesemuanya dari Khodijah) adalah sebagai berikut:
Al-Qasim
Abdullah
Zainab
Ruqaiyah
Ummu Kultsum
Fatimah
Ibrahim (dari Mariyah Al-Qibtiyah)
Kedua yang tak kalah penting adalah membacakan sholawat atas Nabi SAW dan keluarganya. Hal ini banyak disinggung dalam hadist dan merupakan bentuk konkret ujud cinta yang sebenarnya. Sholawat ini merupakan bentuk cinta yang tidak kenal masa dan usia. Siapa saja dan kapan saja bisa melakukannya untuk memanifestasikan rasa cinta dan senang kepada Nabi SAW beserta keluarganya. Bahkan sebutan bakhil pun disematkan bagi mereka yang tidak mau membaca sholawat Nabi. Sunan Tirmidzi meriwayatkan:
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوسَى وَزِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ الْعَقَدِيُّ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَخِيلُ الَّذِي مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ
… dari Ali bin Abi Tholib, berkata dia, bersabda Rasulullah SAW, ”Orang yang bakhil adalah orang yang ketika disebut aku di sisinya maka tidak mau membaca sholawat dia atasku.”
Bagaimana membaca sholawat? Ada yang panjang ada yang pendek, seperti bacaan sholawat pada tahiyat sholat. Dan itulah yang kita pakai untuk mewujudkan cinta Nabi dan keluarganya yaitu dengan membacakan sholawat di luar sholat, tentunya.
أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ الْأُمَوِيُّ فِي حَدِيثِهِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ سَأَلْتُ زَيْدَ بْنَ خَارِجَةَ قَالَ أَنَا سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ صَلُّوا عَلَيَّ وَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ وَقُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
…dari Musa ibnu Tholhah berkata dia, aku berkata pada Zaid ibnu Khorijah, dia berkata, aku bertanya pada Rasululah SAW, maka bersabda Rasulullah SAW membacalah sholawat kalian atasku dan mempersungguhlah kalian di dalam berdoa dan berkatalah Alloohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad. (Rowahu Sunan Nasaai, Kitaabu As-Sahwi)
Nah, baru yang ketiga secara keseluruhan kita bisa mengatakan berdasar dalil pertama di atas untuk mewujudkan cinta Nabi dan keluarganya yaitu menghidupkan sunah-sunahnya secara keseluruhan dan bertanggung jawab atas dakwah dan cintanya.

Senin, 23 November 2015

Pilihan Terbaik



Assalamualaikum wr,wb

Ukhtifillah Sholihah, 23 November 2015, Apakah yang dimaksud dengan pilihan terbaik?

Contoh:
Jika ada seseorang melakukan kesalahan pada kita. Ada beberapa sikap yang bisa kita ambil.
🔹Pilihan pertama: tidak marah. Ini baik.
🔹Pilihan kedua: memaafkan. Ini lebih baik.
🔹Pilihan ketiga: membalas kesalahan seseorang dengan kebaikan. Inilah pilihan terbaik.
🍃2⃣. MENERIMA
Yaitu melapangkan hati kita untuk ikhlas menerima pilihan terbaik yang sudah kita putuskan.
Allah berfirman: “Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam.
Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit.
Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.”
(QS. Al An’am : 125)
🍃3⃣. MEMUTUSKAN
Yaitu berarti kita memilih dan melapangkan hati kita bukan hanya pada satu atau dua hal saja, tapi berusaha menerapkannya pada keseluruhan aspek dalam hidup kita.
Di dalam QS. Al An’am ayat 162, Allah swt berfirman:
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
🍃4⃣. MENEGUHKAN.
Yaitu memohon agar Allah mengokohkan keputusan jalan hidup kita sesuai dengan firman Allah swt.:
“Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.
Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al Anfal : 63)
🍃5⃣. MENIKMATI
Caranya dengan menjadikan diri kita terus konsisten dengan 4 hal yang sudah kita lakukan sebelumnya.
Jika kita berhasil, maka kita bisa meraih kembali sumber kenikmatan dan kebahagian hidup kita.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan:
“Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushilat:30)
Siapkah Kita Berhijrah?
Siapkah Kita Untuk Berbahagia?
Mari sama-sama kita raih janji Allah swt:
“….dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”
Wallahu A'lam.

Semoga dapat bermanfaat dan menginspirasi.
Keep Hamasah Ukhtifillah Sholihah 

Wassalamualaikum wr,wb

Semua ada dalam Al Qur'an. Semangat Menghapal dan Mengamalkan Sholihah



Assalamualaikum wr,wb

MENDAMBAKAN AL QUR'AN SEBAGAI KENIKMATAN SEPERTI KITA MENDAMBAKAN HARTA
“Tidak boleh iri kecuali dalam dua kenikmatan: seseorang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, dan orang yang diberi harta oleh Allah lalu ia membelanjakannya di jalan Allah sepanjang malam dan siang.” (Muttafaqun ‘alaih)
Melihat orang yang hartanya berlimpah tentu membuat kitapun mendambakannya. Hal itu lumrah dan fitrah sekaligus fitnah bagi manusia. Tetapi percayalah bahwa keimanan yang baik tidak saja menjadikan manusia memimpikan kepemilikan dunia tetapi juga memimpikan dan menginginkan akhirat. Dengan iman, ketika melihat orang lain yang memiliki kelebihan dalam urusan akhiratnya - misalnya sangat baik interaksinya dengan Al-Qur’an, hafalannya banyak, rajin beribadah, serta banyak kontribusinya dalam dakwah - maka kita pun sangat mendambakannya.
Itulah ghibthah, menginginkan kenikmatan orang lain tanpa membenci dan mengharapkan hilangnya nikmat dari orang tersebut.
Berikut ini beberapa perasaan yang harus menjadi pertanyaan dan perhatian kita:
1. Adakah perasaan iri (ghibthah) dalam diri kita ketika melihat saudara kita memiliki kemampuan berinteraksi dengan Al-Qur’an yang lebih baik? Ataukah hanya iri dan menginginkan sesuatu yang terkait dengan harta yang dimiliki saudara kita, tapi untuk Al-Qur’an hati kita adem ayem saja?
Jika demikian adanya, itulah bukti lemahnya syu’ur Qur’ani (perasaan ingin membangkitkan diri dengan Al-Qur’an). Para salafush shalih selalu berkompetisi dalam hal interaksi dengan Al-Qur’an dan hal ukhrawi. Telah menjadi tabiat manusia untuk berkompetisi, dan jika tidak diarahkan maka kompetisi tersebut akan cenderung ke hal-hal duniawi seperti harta, jabatan dan lawan jenis.
2. Rasulullah Saw menjanjikan bahwa setiap orang beriman yang bersahabat akrab dengan Al-Qur’an dijamin akan mendapat syafa’at dari Al-Qur’an: “Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafa’at bagi orang-orang yang bersahabat dengannya.” (HR. Muslim).
Tanyakan pada diri kita masing-masing, sudahkan kita menjadi sahabat akrab Al-Qur’an? Benarkah di akhirat nanti kita berharap akan mendapat syafa’at dari Al-Qur’an? Alangkah sengsaranya kita bila di akhirat tanpa syafa’at, karena “…Tidak ada yang dapat memberi syafa’at kecuali atas seizin Allah…” (QS Al-Baqarah [2]:255)
3. Kualitas iman kita diukur dengan sejauh mana kualitas dan kuantitas interaksi kita dengan Al-Qur’an. Apakah kita masa bodoh dan tidak merasa sedih jika dalam sebulan tidak khatam Al-Qur’an? Adakah perasaan sedih jika kita tidak punya hafalan ayat-ayat Al-Qur’an? Sedihkah kita karena awam dengan kandungan dan makna Al-Qur’an? Jika belum, dikhawatirkan bahwa kitalah yang disebut Rasulullah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai mahjuran.
“Berkatalah Rasul: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur’an itu sesuatu yang diabaikan.’ “ (QS Al-Furqan [25]:30)
4. Pernahkah kita menghitung tentang berapa banyak informasi tentang hal-hal yang bersifat duniawi yang ada di kepala kita dibandingkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan Al-Qur’an? Jika tentang Al-Qur’an lebih banyak maka bersyukurlah, jika tidak maka bertaubatlah kepada Allah Swt dan segera upayakan untuk kembali kepada Al-Qur’an agar tidak dikecam Allah Swt:
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia, sedang tentang (kehidupan) akhirat mereka lalai.”
5. Sabda Rasulullah Saw: “Barangsiapa yang belajar Al-Qur’an dan mengamalkannya akan diberikan kepada orang tuanya pada hari kiamat mahkota yang cahanya lebih indah daripada cahaya matahari. Kedua orang tua itu akan berkata, ‘Mengapa kami diberi ini?’ Maka dijawab, ‘Karena anakmu yang telah mempelajari Al-Qur’an’ “ (HR Abu Dawud, Ahmad dan Hakim)
Tidakkah hadits tersebut menggugah kita sebagai orang tua untuk memberi perhatian yang lebih pada anak dalam hal pendidikan Al-Qur’annya? Bagaimana mungkin seorang anak dapat mencintai Allah Swt kalau tidak dapat menikmati shalat dengan baik?
Bagaimana mungkin dapat shalat dengan baik kalau kemampuannya dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an, khususnya hafalan, lemah dan terbatas? Jangan sampai kita hanya kecewa bila anak tak mampu berbahasa Inggris atau menggunakan komputer tetapi santai saja dengan keterbatasannya dengan Al-Qur’an.
Isi Al-Qur’an sesungguhnya menjelaskan bagaimana semua urusan dunia itu bisa mengantarkan manusia kepada suksesnya urusan akhirat. Kita, memang tidak ingin menjadi orang yang dekat dengan Al-Qur’an hanya secara huruf-hurufnya saja tetapi jauh dari dari ruh Al-Qur’an itu sendiri,

 Insya Allah

Semoga dapat menginspirasi dan bermanfaat ukhtifillah sholihah.

wassalamualaikum wr,wb

hafidz dan Hafidzah. Mau ? Ayo Wujudkan Sholihah



Assalamualaikum wr,wb

23 November 2015 Yang ada keinginan tapi belum dijalankan, begitupun yang sudah menjalankan tetaplah istiqomah, Semoga bisa menginspirasi
“Orang yang tidak mempunyai hapalan Al-Quran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”
(HR.At-Tirmidzi)
Mengapa saya ingin menjadi seorang hafidzah(penghapal al-Quran) ? Karena tidak ada satu pun kerugian yang saya dapati dengan menghapal al-quran, tapi sebaliknya saya hanya menemukan keuntungan demi keuntungan dengan menjadi penghapal Al-Quran, diantaranya adalah:
Al-Quran adalah kalam(kalimat) Allah, menghapalnya adalah aktivitas yang paling besar nilainya karena akan membuka pintu-pintu kebaikan.
Ketika kita membaca Al-quran,kita akan mendapatkan 10 kebaikan pada setiap satu huruf yang kita baca. Berapa kebaikan yang akan kita dapatkan jika kita menghapal al-quran??? Surat yang terpendek dari Al-quran yaitu surat Al-Kautsar berjumlah 42 huruf, berarti jika kita membacanya sekali (42x10=420) kita mendapatkan 420 kebaikan. Padahal satu kebaikan nilainya lebih baik dari dunia dan seisinya. Jika kita membaca dan menghapal Al-Quran, bayangkan berapa banyak kebaikan yang kita dapatkan???
Al-Quran berisi tentang ilmu dunia dan akhirat, juga terdapat kisah-kisah orang terdahulu dan yang akan datang. Ia juga berisi tentang berbagai hakikat ilmiah, alam semesta, ilmu kedokteran serta perundang-undangan. Al-Quran juga menggambarkan kepada kita kisah penciptaan kita, kematian kita sampai kehidupan setelah itu, juga mengabarkan tentang hari kiamat dan kehidupan abadi di surga ataupun neraka dengan sedetail-detailnya. Inilah kamus terlengkap dan terbesar di dunia. Jadi dapat dikatakan dengan menghapal Al-Quran berarti kita telah menghapal kamus terbesar di dunia.
Al-Quran yang kita hapalkan kelak akan menjadi teman kita dalam menghadapi kematian. Ia juga akan menjadi pembela dan syafaat pada hari kiamat nanti.
Penghapal Al-Quran akan memiliki ucapan yang berkesan karena pengaruh keindahan bahasa Al-Quran. Ia mampu mengubah pandangan kita terhadap apa yang ada disekitar kita.
Al-Quran adalah obat bagi penyakit jiwa dan raga.
Dengan menghapalkan Al-Quran, niscaya waktu kita tidak akan terbuang sia-sia. Al-Quran akan menghilangkan rasa duka, sedih serta rasa yang mengganjal. Itulah beberapa manfaat dari menghapal Al-Quran.

DOA AGAR DIKARUNIAI ANAK YANG SHALEH/AH DAN HAFIDZ/AH AL-QUR'AN.
اَللهُمَّ اجْعَلْ أَوْلاَدَنَا أَوْلاَدًا صَالِحِيْنَ حَافِظِيْنَ لِلْقُرْآنِ وَالسُّنَّةِ فُقَهَا فِى الدِّيْنِ مُبَرَكًا حَيَاتُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ
''ALLAAHUMMAJ'AL AULAADANAA AULAADAN SHOOLIHIINA KHAAFI-DZIINA LIL QUR'AANI WASSUNNATI FUQOHAA FIDDIINI MUBAROKAN KHAYAATUHUM FIDDUNYAA WAL AA'KHIROTI''
Yaa Allah, Jadikanlah anak-anak kami anak yang shaleh shalehah, orang-orang yang hafal Al-Qur'an dan Sunnah Nabi, Orang-orang yang faham dalam agama diberkahi kehidupan mereka didunia dan di akhirat.
Jangan ngaku cinta sama Allah kalau masih malas-malasan menghapal Alquran. Kesibukan dunia bukanlah alasan. Sungguh, kekagumanku adalah ketika melihat seseorang yang mampu menghapalkan Al-Quran di tengah sibuknya aktivitasnya. Dalam hati pun tekat itu semakin membara, 

Keep Hamasah !

Wassalamualaikum wr,wb


Hijrah



Assalamualaikum wr,wb

23 November 2015, Hijrah secara bahasa artinya meninggalkan, atau menjauihi sesuatu. Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh, “Maka segeralah kembali pada Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illalloh. Seperti dalam untaian kata berikut mengenai godaan saat berhijrah, mungkin ana dan ukhtifillah sendiri pernah mengalami kondisi tersebut .

Godaan saat berhijrah
Pernah ada niat yang menyurutkan langkah hijrahku,
Terkadang tujuan menjadi wanita shalihah mendadak redup dan sayu,
Tak jarang istiqomah dalam bersabar menjadi begitu berat dan kaku.
Kemudian kuketuk lagi pintu hati,
Membuka perlahan, mencari lagi niat yang suci,
Apalagi kalau bukan ridho Sang Illahi.
Ya,
Hijrahku adalah jalan baru untuk hidup lebih mulia,
Saat masa lalu kelam banyak menuai dosa,
Bersama hijrah ini mulai kusapu noda hati dalam istighfar setiap saat.
Hijrahku adalah cahaya baru untuk jiwaku dan sesama,
Saat diri ini berdiri sendiri di atas sunnah sedangkan mereka belum mengenalinya,
Temukan harapan baru bahwa mereka yang kita sayangi akan ikut menginginkan surga bersama-sama.
Hijrahku adalah peneduh hatiku dan sekitar,
Kiranya dalam langkah hijrah tersulut pesakitan, luka dan kecewa, maka dalam keteguhan iman kuusahakan untuk tetap menatap bahagia,
Keyakinan yang kuat bahwa Allah senantiasa ada.
Hijrahku adalah tabungan ilmu baru,
Karena di dalamnya selalu berusaha kuraup segala ilmu dari segala penjuru,
Memahami perintah-Mu dan ajaran Rasul-Mu satu per satu,
Hingga bersama Al-Qur'an aku menjadi sangat butuh.
Dan satu hal yang paling dalam aku rasakan,
Bersama hijrahku, aku mendekati-Mu dengan berjalan,
Engkau menangkapku dengan ketenangan.
Bersama hijrahku, aku seka perlahan dosa-dosaku,
Engkau ampunkanku dan tetap Kau limpahkan sempurna nikmat-Mu.


Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan memotivasi ukhtiflillah sholihah untuk terus hijrah menuju arah-Nya. Keep Hamasah Ukhtifillah Sholihah.

wassalamualaikum wr,wb

Ujian Itu Ni'mat



Assalamualaikum wr,wb

Ukhtifillah sholihah, 23 November 2015 ini ana ingin share kembali mengenai UJIAN itu NI'MAT. Mengapa Ujian Itu Ni'mat ? berikut Dalam sebuah hadits dirawayatkan bahwa : Sesungguhnya, Allah jika mencintai seseorang maka Dia akan mendatangkan cobaan kepadanya. Dan jika dia rela dengan ujian itu maka dia akan memperoleh kerelaan-Nya. Dan siapa yang membencinya maka dia akan mendapatkan kebencian-Nya." (HR. Tirmidzi, 2396 dan Ibnu Majah 403)
💦💐Sahabatku ...
Kalau seseorang bertanya kepada kita, apakah mau punya masalah ataukah tidak? siapa pun yang mendapatkan pertanyaan seperti itu pasti jawabannya tidak. Kenapa? Karena pada umumnya tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin mempunyai masalah. Padahal dalam Firman-Nya Allah sudah tegaskan bahwa manusia itu akan diuji dengan berbagai maca ujian.
💦💐 Sahabatku ...
Apakah kita termasuk di antara orang yang tidak menginginkan hadirnya masalah itu?
Coba kita renungkan kembali. Dulu ketika kita sekolah dari SD bahkan sampai kuliah ada ujian yang kita hadapi. Untuk apakah sekolah atau pun kampus itu mengadakan ujian? Untuk mengetahui siapa yang terbaik dari sekian banyak siswa yang ada di sekolah mau pun di kampus tersebut.
💦💐Sahabatku ...
Begitu juga dengan ujian yang Allah turunkan kepada kita. Allah ingin melihat di antara hamba-Nya siapa yang terbaik dan lulus dengan ujian itu. Ujian itu Allah turunkan bukan untuk membuat kita hina akan tetapi sebaliknya ujian itu Allah berikan untuk menjadikan kita orang yang mulia dalam pandangan Allah.
Bisa jadi ada orang yang merasa hina dengan ujian itu bisa juga sebaliknya. Tergantung bagaimana cara kita menghadapi masalah yang Allah berikan itu.
Ada orang yang menghadapi setiap masalah dengan cara-cara yang Allah sukai dan ridhai, tapi ada juga yang mengahadapinya dengan melakukan perbuatan yang Allah tidak senangi. Yang ada dalam angan-angan mereka itu bagaimana supaya hatinya senang dan masalahnya hilang sekalipun jalan yang ditempuh itu hanya menghasilkan kebahagian semu dan sama sekali tidak ada bekasnya.
💦💐Sahabatku ...
Mari kita berkaca kepada ujian yang dihadapi kekasih kita Rasulullah SAW juga para sahabatnya.
Coba bandingkan ujian yang kita alami hari ini dengan ujian yang dihadapi oleh Rasulullah SAW dan juga sahabatnya. Pernahkah kita diuji kehilangan orang yang sangat kita cintai sekaligus dalam satu waktu? Pernahkah kita lempar dengan kotoran hewan, dikatakan orang gila, penipu, tukang sihir dan lain-lainnya? atau pernahkah kita dibaringkan di padang pasir yang sangat panas dan diletakkan batu besar di atas dada? jika jawabannya belum pernah, maka sungguh ujian yang kita hadapi amatlah tidak seberapa.
💥💞Akan tetapi pertanyaannya adalah, kenapa dengan ujian yang sungguh amat ringan itu tidak kita jadikan sebagai sebuah KENI'MATAN yang akan membuat kita bertambah mulia di hadapan-Nya?
🔐💐Sahabatku ...
Jawaban dari pertanyaan itu adalah karena kita belum yakin dengan Allah SWT. Kita tidak yakin dengan janji-janjiNya. Kita tidak yakin dengan solusi dan jalan keluar yang diberikan oleh-Nya.
💐 Sahabatku ...
💦🔑Kunci setiap masalah itu tidak jauh darimu. Dia ada di hatimu. Jika hatimu kau letakkan Allah melebihi segalanya, maka sebesar apapun masalahmu akan dihadapi dengan tenang.
💦🔑Betapapun banyaknya orang yang membantu menyelesaikan masalahmu jika engkau jauh dari Allah, maka ujian itu tidak meninggalkanmu.
💦🔑Dan betapapun beratnya masalah yang menghinggapi dirimu akan sirna dengan kedekatanmu kepada Rabbmu.
💦🔑Janganlah engkau takut sekalipun banyak orang meninggalkanmu, akan tetapi takutlah Jika Allah meninggalkanmu.
ﻗﻞ ﺇﻥ ﺻﻠﺎﺗﻲ ﻭﻧﺴﻜﻲ ﻭﻣﺤﻴﺎﻱ ﻭﻣﻤﺎﺗﻲ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah. Tuhan semesta alam. ..." (QS. Al-An'am:162)
"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari keridhaan kami, benar-benar akan kami tunjukkan jalan kami. Dan sungguh Allah benar-benar bersama orang yang berbuat baik." (Al-'Ankabut:69)
ﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ بالصواب

semoga bisa menginspirasi ukhtifillah sholihah. :) Hamasah untuk menajadi bidadari-bidadari nya Allah swt.

wassalamuaiakum wr,wb

Kamis, 08 Oktober 2015

Raihlah Mimpimu




Assalamualaikum wr.wb
9 Oktober 2015 ukhtifillah sholihah, setiap orang dipastikan memiliki mimpi/cita-cita. Bahkan sejak kecil mereka sudah mulai mengungkapkan apa yang mereka mimpikan. Seperti seorang anak ketika ditanya oleh Gurunya, apa cita-cita mu nak jika kelak kamu sudah besar ? sering kali mereka mengatakan aku ingin menjadi guru, pilot, dokter, dsb. hingga seiring berjalannya waktu apa yang mereka katakan ada yang tersalurkan dan ada yang beralih pada pilihan lain. Ketika ada kesempatan walaupun sekecil apapun kesempatan untuk merealisasikan mimpi itu maka ambillah kesempatan itu. Kita tidak pernah tau bagaimana takdir Allah bekerja terhadap perubahan diri kita. Sebagaimana Allah juga mengingatkan kita dalam sebuah ayat-Nya
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (Qs. Ar-Ra’d:11)
Kadangkala kita hanya diberi pilihan untuk mengambil kesempatan itu dan mengikhtiarkannya atau pilihan lain adalah melewatkan kesempatan itu berlalu bersama waktu.
Jika pilihan itu jatuh kepada pilihan mengambil kesempatan adalah pilihan yang tepat, sekarang saatnya kita berjuang dengan maksimal tidak perlu terobsesi pada hasilnya biarkan takdir Allah yang bekerja menurut kadar dan ukurannya. Bermimpilah setinggi-tinggi dan sebanyak mungkin jangan lupa diiringi dengan usaha yang gigih dan pantang menyerah, merubah diri kepada hal-hal yang baik dan positif dan terakhir jangan lupa berdoa minta pada Allah agar Dia membantu kita untuk merealisasikan mimpi dan cita-cita kita tersebut selanjutnya lihatlah beberapa minggu, bulan, tahun-tahun ke depan adakah dari list mimpi-mimpi kita yang tidak pernah berjawab? Jika tidak yakin? Cobalah! Karena Anda sendiri yang bisa merasakannya!
tetap semangat sholihah !!!

wassalamualaikum wr.wb

Sabtu, 22 Agustus 2015

Indahnya Kesabaran


Assalamualaikum wr.wb

21 Agustus 2015, Ukhtifillah sholihat Jika ada seseorang yang berperilaku kurang sopan kepada kita... bertutur kasar dan tidak semestinya sebagai perempuan... berulang kali... berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan... jika kamu bisa bertahan dan bersabar... kamu kuat... bahkan kamu lebih kuat darinya... karna kamu tidak melawan perkataan buruk dengan perkataan buruk.. tetapi melawan segala bisikan-bisikan syaitan yg ada di sekelilingnya dan disekelilingmu... saat itu..kamu mengontrol detak jantungmu berirama dengan baik ...hitam tidak dibalas dengan hitam.... kamu dapat membalasnya dengan tersenyum.. atau jika kamu tidak mampu menahan perasaan mu yang sakit.. kamu cukup menarik nafas.. dan terus menyebut namaNya... jadikan air wudhu sebagai penyembuh hatimu... karna bagimu... itu bukan masalah besar.. karna masalah terbesarmu.. hanya dirimu sendiri...terus belajar untuk membentuk kedewasaan diri... melatih kesabaran dengan terus menyebut namaNya... dan masih banyak lagi yang harus kamu fokuskan terhadap perbaikan diri menjadi lebih baik... sahabat shalihah... tidak jarang dari kamu yang merasakan ini... jangan jadikan hal kecil itu menjadi hambatanmu untuk masa depan dan kebahagiaanmu... kebahagiaanmu dan senyummu ...kita sendiri yang menentukan... kuncinya... ikhlas dan sabar... kita harus selalu ingat ada yang selalu melihat kita... Allah itu tidak tidur. . Dan Allah bersama orang-orang yang sabar.. percaya.. suatu saat nanti kamu akan berhasil dengan doa dan kesabaranmu.. kesuksesanmu akan siap menjemputmu...aamiin Allahumma aamiin 


wassalamualaikum wr.wb

Sesungguhnya Allah swt beserta orag-orang yang sabar

Assalamualaikum wr.wb

23 Agustus 2015, ukthifillah sholihat Jika kamu menghadapi seseorang yang sulit menahan amarah dan kesabaran... bersabarlah... jadikan itu media kamu untuk lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta... Sebut namaNya.. memang belajar untuk selalu sabar mengahadapi hal-hal demikian tidak semudah apa yang kita bicarakan sekarang... semua butuh proses, kedewasaan diri kita... kita tidak sendirian ...ada yang menilai kita.. mencatat amal baik dan buruk... Allah selalu ada dan lebih dekat dari urat nadi...hal kecil seperti itu jangan biarkan menjadi kelabu di hari-hari kita... tersenyumlah untuk saudaramu ..karna senyummu untuk saudaramu itu ibadah... semua yang kamu lakukan tidak sia-sia... biarkan Allah yang membalas semua yang membuat kita sedih.... karna Allah bersama orang-orang yang sabar...percaya tidak percaya...Kebesaran dan Izin Allah tidak ada bandingannya... ingat.. kita punya Tuhan yang jauh lebih kuat dan lebih besar dan mencintai hambaNya yang sabar,ikhlas, dan selalu mengingat dan menyebut namaNya disetiap nafas berhembus ... Ini merupakan nasihat untuk saya sendiri dan sahabat semua. 

wassalamualaikum wr.wb 

Copyright @ 2013 Rinrin miatri.